Pembangunan sebuah gereja Kristen Ortodoks di Srebrenica Bosnia dan Herzegovina menimbulkan sebuah perselisihan baru diantara masyarakat yang bermukim disana. Gereja tersebut memang dibangun dekat dengan Srebrenica Genocide Memorial, sebuah pemakaman korban kekejaman perang Bosnia 1992-1995.
Untuk penduduk setempat yang berasal dari Serbia Bosnia dan mayoritas adalah Muslim, pembangunan gereja itu dianggap sebagai provokasi terhadap mereka yang menjadi keluarga dari kekejaman perang tersebut. “Mereka membangun gereja ditempat ini sebagai provokasi untuk orang yang telah mati dan keluarga korban,” ungkap Hatidza Mehmedovic, seorang Muslim Bosnia yang keluarganya turut tewas dalam kekejaman perang itu.
Mehmedovic memandang bahwa masyarakat tidak melarang dibangunnya sebuah gereja. Namun mereka keberatan jika gereja dibangun ditempat yang berdekatan dengan pemakaman dimana seluruh korban yang tewas disitu dulunya adalah Muslim dan tidak ada yang Non-Muslim.
Aleksandar Mladjenovic, seorang imam Ortodoks lokal sendiri telah mengatakan bahwa pembangunan telah dikurangi intensitasnya demi mengurangi ketegangan. Dirinya menegaskan bahwa tidak ada niat apapun untuk memilih lokasi pendirian gereja didekat pemakaman. “Pada 2010, satu jemaat menawarkan tanahnya ini kepada gereja. Ini bukan sebuah gereja yang berpolitik ataupun ingin memprovokasi, namun jemaat menginginkannya (gereja),” katanya.
Sebuah pernyataan pun keluar dari kedutaan besar Amerika Serikat di Sarajevo mengenai pembangunan gereja ini. “lokasi pembangunan ini jauh dari pemukiman manusia dan begitu dekat dengan pemakaman Srebrenica. Ini seperti rancangan memprovokasi ketimbang melayani kebutuhan orang beriman.”
Dibutuhkan sikap saling menghormati dalam kaitan dengan keyakinan. Jika pembangunan tersebut tidak dapat dilanjutkan, pemerintah wajib mencarikan lahan baru untuk gereja berdiri dimana ada jemaat yang membutuhkannya.
Baca Juga Artikel Lain: